Powered By Blogger

Senin, 24 Oktober 2016

Pakaian Adat Jawa Timur Dengan Motif yang Sederhana


            orang yang berasal dari jawa timur yang lebih tegas dalam menyampaikan pendapat sehingga motif dan corak yang ada dalam Pakaian Adat Jawa Timur juga melambangkan ketegasan namun juga tetap berkesan sederhana dengan menjunjung Tinggi etika.
            Pakaian Tradisional Jawa Timur untuk pria, dengan menggunakan celana kain dan juga dengan motif hitam, merah, dan warna emas di bagian bawah celana kain dengan warna dasar hitam tersebut. Untuk Pakaian Adat Jawa Timur Wanita, mereka menggunakan kain berwarna hijau untuk dijadikan celana dengan motif baju seperti kemben dengan corak warna yang sama seperti yang ada pada pria jawa timur yaitu dengan corak warna merah, kuning, dan hitam.

ULOS (SUMATERA UTARA)


      
           Siapa yang tidak mengenal kain yang melegenda ini. Ulos adalah salah satu warisan budaya di Indonesia yang sangat terkenal karena keindahan dan unsur etnik yang terkandung dalam setiap tenunan dari kain tersebut. Ulos sendiri adalah kain khas dari suku Batak, Sumatera Utara. Kain ulos sendiri dibuat dengan cara ditenun dengan kombinasi warna yang berbeda-beda. Warna yang mendominasi dalam kain ulos sendiri adalah warna hitam, ungu, keemasan, merah. Namun seiring dengan perkembangan zaman kai ulos banyak di modifikasi, namun tetap tidak menghilangkan unsur-unsur aslinya.
            Dalam kepercayaan suku batak, Ulos juga kadang-kadang diberikan kepada sang ibu yang sedang mengandung supaya mempermudah lahirnya sang bayi ke dunia dan untuk melindungi ibu dari segala mara bahaya yang mengancam saat proses persalinan.  Dalam setiap kegiatan seperti upacara pernikahan, kelahiran, dan dukacita ulos selalu menjadi bagian adat yang selalu di ikut sertakan. Menurut pemikiran moyang orang batak, salah satu unsur yang memberikan kehidupan bagi tubuh manusia adalah “kehangatan”. Mengingat orang-orang batak dahulu memilih hidup di dataran yang tinggi sehingga memiliki temperatur yang dingin.




Ulos Antakantak
             Ulos ini dipakai sebagai selendang orang tua untuk melayat orang yang meninggal, selain itu ulos tersebut juga dipakai sebagai kain yang dililit pada waktu acara manortor(menari).
Ulos Bintang Maratur
             Ulos ini merupakan Ulos yang paling banyak kegunaannya di dalam acara-acara adat Batak Toba, beberapa diantaranya yakni:
  •  Kepada anak yang memasuki rumah baru. Memiliki rumah baru (milik Sendiri) adalah merupakan suatu kebanggaan terbesar bagi masyarakat Batak Toba. Keberhasilan membangun atau memiliki rumah baru di anggap sebagai salah satu bentuk keberhasilan atau prestasi tersendiri yang tak ternilai harganya.
  • Secara khusus di daerah Toba Ulos ini diberikan waktu acara selamatan Hamil 7 Bulan yang diberikan oleh pihak hulahula kepada anaknya. Ulos ini juga di berikan kepada Pahompu (cucu) yang baru lahir sebagai Parompa (gendongan) yang memiliki arti dan makna agar anak yang baru lahir itu di iringi kelahiran anak yang selanjutnya, kemudian ulos ini juga di berikan untuk pahompu (cucu) yang baru mendapat babtisan di gereja dan juga bisa di pakai sebagai selendang.
Ulos Bolean
            Ulos ini biasanya di pakai sebagai selendang pada acara-acara kedukaan.
Ulos Mangiring
            Ulos ini dipakai sebagai selendang, Talitali, juga Ulos ini di berikan kepada anak cucu yang baru lahir terutama anak pertama yang memiliki maksud dan tujuan sekaligus sebagai Simbol besarnya keinginan agar si anak yang lahir baru kelak di iringi kelahiran anak yang seterusnya, Ulos ini juga dapat dipergunakan sebagai Parompa (alat gendong) untuk anak.
Ulos Padang Ursa dan Ulos Pinan Lobu-lobu
            Ulos ini dipakai sebagai Talitali dan Selendang.
Ulos Pinuncaan
           Ulos ini terdiri dari lima bagian yang ditenun secara terpisah yang kemudian di satukan dengan rapi hingga menjadi bentuk satu Ulos. Kegunaannya antara lain:
  • Dipakai dalam berbagai keperluan acara-acara duka cita maupun suka cita, dalam acara adat ulos ini dipakai/ di sandang oleh Raja-raja Adat.
  • Dipakai oleh Rakyat Biasa selama memenuhi beberapa pedoman misalnya, pada pesta perkawinan atau upacara adat di pakai oleh suhut sihabolonon/ Hasuhuton (tuan rumah).
  • Kemudian pada waktu pesta besar dalam acara marpaniaran (kelompok istri dari golongan hulahula), ulos ini juga di pakai/dililit sebagai kain/hohophohop oleh keluargahasuhuton (tuan rumah).
  • Ulos ini juga berfungsi sebagai Ulos Passamot pada acara Perkawinan. Ulos Passamot di berikan oleh Orang tua pengantin perempuan (Hulahula) kepada ke dua orang tua pengantin dari pihak laki-laki (pangoli). Sebagai pertanda bahwa mereka telah sah menjadi saudara dekat.
Ulos Ragi Hotang
           Ulos ini di berikan kepada sepasang pengantin yang sedang melaksanakan pesta adat yang di sebut dengan nama Ulos Hela. Pemberian ulos Hela memiliki makna bahwa orang tua pengantin perempuan telah menyetujui putrinya di persunting atau di peristri oleh laki-laki yang telah di sebut sebagai “Hela” (menantu). Pemberian ulos ini selalu di sertai dengan memberikan mandar Hela (Sarung Menantu) yang menunjukkan bahwa laki-laki tersebut tidak boleh lagi berperilaku layaknya seorang laki-laki lajang tetapi harus berperilaku sebagai orang tua. Dan sarung tersebut di pakai dan di bawa untuk kegiatan-kegiatan adat.
Ulos Ragi Huting
           Ulos ini sekarang sudah Jarang di pakai, konon pada zaman dulu sebelum Indonesia merdeka, anak perempuan (gadis-gadis) memakai Ulos Ragi Huting ini sebagai pakaian sehari-hari yang dililitkan di dada (Hobahoba) yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan adalah seorang putri (gadis perawan) batak Toba yang ber-adat.
Ulos Sibolang Rasta Pamontari
            Ulos ini di pakai untuk keperluan duka dan suka cita, tetapi pada zaman sekarang, Ulos Sibolang bisa di katakan sebagai simbol duka cita, yang di pakai sebagai Ulos Saput (orang dewasa yang meninggal tapi belum punya cucu), dan di pakai juga sebagai Ulos Tujung untuk Janda dan Duda dengan kata lain kepada laki-laki yang ditinggal mati oleh istri dan kepada perempuan yang di tinggal mati oleh suaminya. Apabila pada peristiwa duka cita Ulos ini di pergunakan maka hal itu menunjukkan bahwa yang bersangkutan adalah sebagai keluarga dekat dari orang yang meninggal.
Ulos Si bunga Umbasang dan Ulos Simpar
            Secara umum ulos ini hanya berfungsi dan dipakai sebagai Selendang bagi para ibu-ibu sewaktu mengikuti pelaksanaan segala jenis acara adat-istiadat yang kehadirannya sebatas undangan biasa yang di sebut sebagai Panoropi (yang meramaikan) .
Ulos Sitolu Tuho
            Ulos ini difungsikan atau di pakai sebagai ikat kepala atau selendang.

Ulos Suri-suri Ganjang
            Ulos ini di pakai sebagai Hande-hande (selendang) pada waktu margondang (menari dengan alunanan musik Batak) dan juga di pergunakan oleh pihak Hulahula (orang tua dari pihak istri) untuk manggabei (memberikan berkat) kepada pihak borunya (keturunannya) karena itu disebut juga Ulos gabegabe (berkat).
Ulos Simarinjam sisi
            Dipakai dan di fungsikan sebagai kain, dan juga di lengkapi dengan Ulos Pinunca yang di sandang dengan perlengkapan adat Batak sebagai Panjoloani (mendahului di depan). Yang memakai ulos ini adalah satu orang yang berada paling depan.
Ulos Ragi Pakko dan Ulos Harangan
            Pada zaman dahulu di pakai sebagai selimut bagi keluarga yang berasal dari golongan keluarga kaya, dan itu jugalah apabila nanti setelah tua dan meninggal akan di saput (di selimutkan, dibentangkan kepada jasad) dengan ulos yang pakai Ragi di tambah Ulos lainnya yang di sebut Ragi Pakko karena memang warnanya hitam seperti Pakko.
Ulos Tumtuman
            Dipakai sebagai talitali yang bermotif dan di pakai oleh anak yang menunjukkan bahwa yang bersangkutan adalah anak pertama dari hasuhutan (tuan rumah).
Ulos Tutur-Tutur
            Ulos ini dipakai sebagai talitali (ikat kepala) dan sebagai Handehande (selendang) yang diberikan oleh orang tua kepada anak-anaknya (keturunannya).

Senin, 10 Oktober 2016

BATIK


          Batik. Batik sudah sangat terkenal di Indonesia. Batik adalah kain bergambar atau bermotif dengan proses pembuatan khusus yang kemudian menjadi ciri khas. Batik telah ditetapkan menjadi Warisan Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi oleh UNESCO sejak 2 Oktober 2009.


Sejarah Batik
           Kata batik berasal dari Bahasa Jawa. Teknik batik ditemukan oleh G.P.Rouffaer kemudian dikenalkan ke India dan Sri Lanka pada abad ke 6-7. J.L.A. Brandes dan FA Sutjipto mempercayai bahwa batik adalah asli daerah Toraja,Flores,Halmahera dan Papua (yang memiliki tradisi kuno dalam proses pembuatan batik).
          Pola gringsing dikenal sejak abad ke-XII di Kediri,Jawa Timur. Kemajuan industrialisasi dan globalisasi memunculkan teknik baru (otomatisasi) yang dikenal dengan batik cetak (cap). Saat ini,batik tidak hanya dikembangkan di Indonesia tapi juga di luar negeri.

Cara Pembuatan
          Batik dibuat diatas bahan warna putih dari kain katun (mori). Juga dapat dibuat diatas sutera, poliester,rayon,dll. Canting diisi cairan lilin untuk motif halus dan dengan kuas untuk motif besar. Kemudian kain tersebut dicelupkan pada warna yang diinginkan mulai dari warna cerah ke warna gelap. Kemudian dicelupkan ke bahan kimia untuk menghilangkan cairan lilin.
          Batik tulis dibuat dengan menggunakan tangan secara langsung dengan canting. Batik cap dibentuk dengan cap. Batik lukis dibuat dengan melukis secara langsung pada kain putih.

Contoh macam-macam motif batik :
 
motif Jagad Sekar
 
motif Sidomukti Magetan

 
 motif Kraton

 
motif Jepara

 
motif solo

 
motif kawung

 
motif Tasik

 
motif Pekalongan

 
motif Malang

 
motif Mega Mendung




Senin, 03 Oktober 2016

PAKAIAN ADAT FLORES



         Pernahkah kalian ke Flores? Dan tau kah kalian pakaian adat Flores? Flores terkenal dengan Tenun Ikat Solor, yang berasal dari Pulau Solor,Kabupaten Flores Timur. Pakaian adatnya pun memiliki nama-namayang berbeda di setiap daerahnya, sebenarnya hampir sama dan hanya beda nama.
A. Witihama (Witihama Kab. Flores Timur,NTT)
     Pria menggunakan Nowing dan selendang. Wanita menggunakan. Kwatek dan selendang.        
     Aksesoris dengan ronggot (bulu ayam) , sue, kalbala, sidok, anting,gelang. Properti dengan  
     pedang.
B. Solor Selatan (Solor, Kab.  Flores Timur,NTT) 
     Pria menggunakan Nowing. Wanita menggunakan Kwatek. Aksesoris dengan kenobo. Properti  
     dengan beletu,wayak.
C. Solor Timur (Solor Kab.Flores Timur,NTT)
     Pria menggunakan nowing. Wanita menggunakan kwatek dan selendang. Aksesoris menggunakan 
     nite dan kalabala. Properti dengan kenube,gala.
D. Solor Barat (Solor Barat,Kab.Flores Timur, NTT) 
     Pria menggunakan senai dan selendang. Wanita menggunakan kwatek, temodol, dan selendang.   
     Properti dengan wayak.
E. Adonara Timur (Adonara Timur, Kab.Flores Timur,NTT)
     Pria menggunakan senai. Wanita menggunakan kwatek. Asesoris menggunakan pastipo, kemobo, 
     kalabale, nile. Properti dengan pedang, gala, dopi, rakakleya,wayak,tenure.
F. Ile boleng (Boleng, Kab.Flores Timur, NTT) 
    Pria menggunakan senai dengan met. Wanita menggunakan kwatek,tenapi, dan selendang. 
    Asesoris menggunakan kenobo,kalabale,nile. Properti dengan pedang, gala, dopi, rekakleya,   
    wayak, tenure.
G.Tanjung Bunga (Tanjung Bunga,Kab.Flores Timur, NTT) 
    Pria menggunakan senoi dan baju senuji. Wanita menggunakan kwatek, baju senuji. Aksesoris   
    menggunakan met, topi, bulu ayam, kalabala,nile. Properti dengan keris.