Powered By Blogger

Senin, 14 November 2016

Pakaian Adat Kalimantan Tengah – Palangka Raya ( Suku Dayak Ngaju )


            Suku Dayak Ngaju merupakan suku mayoritas penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah dengan total sekitar 46,62% dari total populasinya. Dayak Ngaju memang dikenal sebagai suku asli provinsi beribukota Palangka Raya ini. Oleh karena itu, setiap budaya dari suku Dayak Ngaju dianggap sebagai perwakilan dari seluruh kebudayaan yang ada di Kalimantan Tengah. Salah satu Budaya Dayak Ngaju adalah pakaian adatnya. Pakaian Adat Kalimantan Tengah atau Pakaian Adat Suku Dayak Ngaju disebut baju sangkarut (yang  diresmikan). Sangkarut adalah pakaian rompi yang kerap digunakan saat berperang atau saat upacara adat pernikahan. Kata sangka berarti “pembatas” yang memiliki filosofi bahwa baju ini dapat membatasi dan menangkal setiap gangguan roh halus yang akan datang pada tubuh pemakainya.


( Seorang Suku Dayak Ngaju yang mengenakan rompi sangkarut yang berhasil dipotret terakhir kali oleh seorang peneliti Belanda di tahun 1912. )

          Baju sangkarut dapat dibuat dari kulit nyamu atau kulit lemba, dari tumbuhan pinang puyuh yang banyak ditemukan di ekosistem hutan hujan tropis seperti di hutan Kalimantan. Kulit nyamu memiliki struktur yang keras dengan serat yang cukup banyak sehingga dapat dirajut dan dibentuk seperti rompi. Selain dari bahan tersebut, pakaian adat Kalimantan Tengah ini juga dapat dibuat dari bahan daun nenas dan serat tengang. Hiasan Rompi Sangkarut Rompi sangkarut umumnya akan dihiasi dengan lukisan dari cat alami atau dengan beragam pernak - pernik, seperti tempelan kulit trenggiling, kancing, manik-manik, uang logam, atau benda-benda lainnya yang dipercaya mempunyai kekuatan magis (azimat). Rompi sangkarut akan dikenakan bersama bawahan berupa cawat dan beragam kelengkapan perang lainnya berupa senjata tradisional seperti tombak, mandau, dan perisai.
          Pakaian Adat Kalimantan Tengah Lainnya Selain rompi sangkarut, suku Dayak Ngaju sebetulnya memiliki beragam jenis pakaian adat lainnya. Beberapa di antaranya adalah :
1.  Baju Upak Nyamu 

         Baju ini merupakan baju dibuat dari bahan yang sama dengan bahan pembuatan rompi sangkarut khas pakaian adat Kalimantan Tengah, yakni dari kulit kayu nyamu. Pemakainya juga akan menggunakan ewah atau cawat yang menutupi bagian kemalu*nnya. Yang membedakan, baju nyamu ini tidak dihiasi dengan lukisan atau tempelan. Ia berupa rompi polos tanpa lengan. 
2.  Baju Pawang
          Sesuai namanya, baju pawang hanya dikenakan oleh dukun atau ulama dalam kepercayaan Kaharingan saat memanjatkan doa. Dalam kepercayaan asli suku Dayak tersebut, sang dukun diyakini dapat membantu mendatangkan hujan, melindungi diri dari roh jahat, serta mengobati orang sakit. Baju pawang dibuat dari serat kayu dan dilengkapi dengan umbai-umbaian atau manik-manik sebagai penghias.

3.  Baju Tenunan
         Masuknya beberapa suku bangsa lain, seperti suku Mandar atau Melayu membuat masyarakat Dayak di Kalimantan Tengah di masa silam mengenal seni menenun. Mereka mulai belajar menenun kain dari bahan serat alami seperti serat nenas, serat nyamu, dan serat tumbuhan lainnya. Kain tenunan ini juga dilengkapi dengan motif-motif khusus yang sangat unik, seperti motif segitiga, motif flora, fauna, motif alam, dan lain sebagainya. Akan tetapi, baju tenunan tersebut saat ini sudah punah.

4.  Baju dari Anyaman Tikar 



         Ada pula jenis baju yang dibuat dari anyaman tikar. Baju yang tidak diketahui namanya ini dibuat dengan menganyam tikar, lengkap dihiasi dengan ukiran kayu, tulang, atau kerang. Baju ini diyakini sebagai baju khas untuk berperang. Pakaian Adat Kalimantan Tengah, Nama, Gambar, dan Keterangannya

5.  Baju Berantai

      Penelitian terbaru menemukan bahwa suku Dayak Ngaju pada perkembangannya juga mengenal baju zirah. Baju khusus untuk berperang ini dibuat dari untaian besi. Diperkirakan, adanya baju ini disebabkan oleh pengaruh budaya luar, terutama dari budaya suku Moro Filiphina.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar